Meloncatlah!

Meloncatlah lebih tinggi dari waktu ke waktu....
Raih kesempatan yang ada di depanmu...
Jauhkan dirimu dari penyesalan..
Selamat Meloncat!


Selasa, 03 Maret 2015

Doaku tuk mereka (lil`note about `a boy`) :




Tuntunlah mereka di Jalan-Mu ya ALLAH...
Jagalah mereka dimanapun mereka berada...
Mudahkanlah..lancarkanlah segala urusan mereka...
Sukseskanlah mereka di Jalannya...Jalan terbaik yang Kau pilihkan untuk mereka...
Inginku mereka tak melupakanKu, namun apalah aku ya ALLAH...
Jikalaupun mereka lupa padaku, jagalah mereka agar tak pernah lupa pada-Mu dalam hari-harinya..
Semoga mereka mampu meraih cita-citanya menjadi pemain sepak bola dan baseball yang handal...
Mudahkanlah mereka dalam mencerna ilmu2 pelajaran dan ilmu2 tentang Mu...
Jagalah jiwa mereka dengan Al-Qur`an...
Berilah mereka waktu dalam harinya tuk membaca potongan kalam-Mu..
Sehatkanlah mereka, bahagiakanah mereka...
Selamatkanlah mereka di dunia dan akhirat...
Jangan sampai cintaku kepada mereka mengalahkan cintaku kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu...

lil`note about `a boy`



-part 2-
 
Semenjak saya memberanikan diri masuk ke rumahnya, sehingga hampir setiap hari. Di sekolah juga saya menjadi dekat. Sehingga kalimatnya ke saya tidak hanya sebatas anggukan kepala, tapi sudah mulai berani ngomong. Walau awalnya Aan hanya berani ngobrol ma saya kalo teman2 yang lain sudah sepi. Lama-lama cara kita ngobrolpun mulai seperti biasa di rumah. Hingga pada suatu hari ketika Aan telat dijemput, saya memberanikan diri minta izin ke mamanya untuk mengantar Aan pulang. Dan akhirnya diperbolehkan. Lama-lama saya tidak hanya menemani Aan bermain, tapi juga mengerjakan peer dan ulangan. Hingga sore atau kadang malam. Hingga saya pun jadi kenal ortunya. 

Ternyata Aan menyadari bahwa ia di sekolah pendiam, dan ternyata itu adalah jalan yang dia pilih..memang ternyata maunya seperti itu. Aan di rumah yang sangat ceria, jahil dan ekspresif ternyata memang memilih pendiam di sekolah. Ya mungkin karena berbagai faktor.

Sejak itu saya jadi sering ikut acara Aan, ke dokter, makan2(yang umumnya), main, nonton bioskop (makasih mama :) ). Senang sekali ternyata, memiliki kelekatan, seperti punya adik laki-laki. Karena saya anak bungsu, mungkin di alam bawah sadar saya, saya ingin pubnya adik laki-laki.
Terus menerus seperti itu selama ± 4 tahun hingga saat ini. Puncak dan Palu. Dua tempat yang kudatangi bersama keluarganya. Kelekatanku dengannya pun semakin menjadi, hingga aku berkeluarga dan punya anak 1 sekarang pun, kita masih dekat. Keluarga Aan pun sangat sayang pada anakku. 

Hingga akhirnya, diterimanya aku di CPNS LIPI tahun ini. Itu yang mulai mengubah keadaan. Pengumuman penerimaan yang begitu tiba2 ketika aku sedang menemani Aan bermain PS. Keadaan yang sudah enak dan nyaman bersamanya,ketika itu aku sadar akan ada yang berubah dan diriku masih belum menerimanya. Aku langsung menangis sejadi2nya karena ternyata aku ditempatkan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Aan yang sudah 1 SMP melihatku menangis hanya terdiam. Belum terbayang memang di mata kami bagaimana kedepannya. 

Sekarang sudah 2,5 minggu aku bekerja di Pelabuhan Ratu, Aan sendag UTS. Hingga kini masih berat bagi Aan dan bagiku atas jarak dan keadaan yang belum biasa ini. Tapi aku gak ingin, persahabatan yang sudah terjaga lama dan baik selama ini terputus. Setiap jumat hingga minggu aku akan tetap pulang ke bandung tuk bertemu Aan..

Maaf ya, atas jalan yang kupilih ini..
Tapi teruslah kita berdua percayai, bahwa ini yang terbaik, agar kau mandiri..
Egoku ingin agar kau tidak melupakanku dan tidak memutuskan perkenalan ini begitu saja...
Aku juga masih ingin bisa bertemu hingga nanti..
Maafkan aku yang jauh kini..

lil`note about `a boy` (semoga gak marah yang satu ini)



ALIANSYAH TAUFIQURRACHMAN-part 1

Zaidan spesial, begitupun anak satu ini..Mereka seperti perasa manis di cake yang aku makan..Aliansyah Taufiqurrachman. Lahir di Makasar, 3 April 2002. TKIT AL BIRUNI, SDIT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH, SMP ISTIQOMAH-BANDUNG.
Aan, begitu nama panggilan yang dberikan keluarganya. Pertama kali bertemu dengannya (sebenarnya) kelas 2 SD. Tapi berhubung dia (amat sangat) pendiam –ketika itu. Sehingga fokus saya pada awal bukan kepadanya. Hingga ia kelas 3 SD, saya mengajar b.inggris di kelasnya. Awalnya bener2 deh,,dia bukanlah anak spesial bagi saya. Sikapnya yang terlalu penurut dan pendiam. Tidak terlalu menonjol dalam kelas. Ketika itu malah saya sedang dekat dengan anak lain yakni Fatahaya Imansyah. 

Sebenarnya Aan dan Fatah, keduanya saya ajarkan mengaji di kelas qiroaty yg sama. Tapi skali lagi, karena Aan bukan tipe anak yang menonjol, saya blum fokus padanya. 

Saya memang mengajar di kelasnya, mengajar ngaji secara individual padanya..tapi ya...masih sebatas itu.

Hingga suatu saat ketika saya berkerumun dengan anak2 yang belum dijemput, ada aan dan fatah juga ketika itu. Anak2 pada bercerita, “ ibu, main laptoplah,,kan yang lain juga boleh” , “nanti keburu dijemput”.Aan belum juga berbicara, hanya pendengar setia seperti biasa. Hingga akhirnya ia berkata, 1 kalimat pertamanya yg saya ingat hingga sekarang “pada main Naruto ya, bu” (aan mengatakannya sambil tertawa). Nah gak tahu kenapa, di titik itu saya seperti lagu “terpesona,,,,”. Muka aan yang mengucapkan kalimat itu dengan tertawa, sangat sangat sangat maniiiiisss. Nah sejak itu-entah kenapa- hanya karena kalimat itu. Saya menjadi `pengikut` sejatinya. Aan yg selama ini tidak aktif di kelas, biasa saja ketika belajar, yang hanya mengangguk ketika guru bertanya padanya. Saya Jadi ingiiiinn tahu kenapa Aan bisa jadi sediam itu, padahal ia mempunyai senyum yang amat amat amat maniiiiiss mengalahkan senyum saya yang sejatinya adalah perempuan.(Dan entah kenapa, semenjak mendekati Aan, saya semakin lebay n semakin gombal). Apa mungkin karena sikap dia yang sangat diam, dingin dan lama2 menjadi cuek banget ketika merasa saya mendekatinya dengan intens. 

Dengan berbagai serangan, sehingga kadang ia marah dan gak suka ma saya.Tapi saya pikir, sebagai awalan itu wajar toh melihat sifatnya yg begitu. Setiap ada jam kosong saya suka ke kelasnya, seperti mengasisteni guru yang mengajar di kelasnya, padahal tujuan saya hanya tuk PDKT ke Aan. Sehingga lama2 saya suka kejar2an dengan Aan, Fatah, Zaidan dan Fawaz.
Hingga ada anak perempuan kelas 6 yang bilang, “ibu, ibu suka ke Aan ya, kan rumahnya deket Bella(nama anak itu), bu”. Wah ketika saya tahu itu, langsung hari itu juga pulangnya saya minta diantar Bella ke area rumahnya. Bella menunjukkan rumah Aan pada saya. Alhamdulillah rumahnya depan masjid. Karena Ashar, Bella langsung pulang ke rumahnya dan saya solat di masjid. Setelah wudhu, kagetnya saya melihat Aan keluar dari tempat wudhu..utk mencairkan suasana saya langsung berkata “ kaget ya lihat aku disini”. Dia hanya tersenyum simpul. 

Nah setelah solat, dan setelah ketahuan ma anaknya bahwa saya ngikutin ampe ke rumahnya..saya ikutin di aja di sampingny (toh dia juga gak marah) ampe ke halaman rumahnya. Dia masuk rumah aja, saya juga karena bingung akhirnya pulang. 

Besoknya saya melakukan hal yang sama, hari2 berikutnya juga hingga akhirnya saya suka nonton dia dan 2 temannya bermain di depan rumah. Hingga suatu hari, ketika mereka bertiga mungkin bosan bermain diluar, mereka masuk ke dalam. Dan Aan berkata” Ayo, mau ikut masuk gak?”. Saya malu lah ya,,,gak enak ma ortunya. Tapi akhirnya saya memberanikan diri masuk ke ruang tamunya. Nah itu awal mula saya masuk ke rumah Aan. Yang ternyata cerita dengannya baru dimulai saat itu.
Aan di rumah sangat berbeda dengan di sekolah, sangat ekspresif, iseng terkadang dan sering bersuara. Makin lama saya mengenalnya, makin ingin saya menyelami kenapa Aan bisa begitu berbeda di sekolah dan di rumah.